Efe Ajagba, Dari Afrika Mengguncang Takhta Kelas Berat Dunia


 


Efe Ajagba, salah satunya petinju masa baru Kelas Berat merencanakan untuk jatuhkan Anthony Joshua dari takhtanya. Ajagba kirim pesan untuk jatuhkan si Raja Kelas Berat WBA, IBF, WBO, IBO, yang tetap membesarkan hati diri untuk turunan Afrika seperti tato peta Afrika di lengan Joshua.

Bermain Togel Pasaran Hongkong

"Saya menghormatinya. Ia juara Kelas Berat. Saya menghargai segala hal mengenai ia - talenta serta potensinya. Ia orang yang rendah hati,''tutur Ajagba. "Joshua datang dari Nigeria, jadi ia sisi dari Afrika ." Baca : Efe Ajagba: Kemampuan Jatuhkan Joshua Bukan Kemampuan


Siapa Efe Ajagba? Petinju memiliki tubuh tinggi gempal itu dengan yakin diri menempatkan dianya untuk kompetitor beresiko dengan kemampuan KO yang dapat jadi pelapis prima buat Josua untuk lakukan pertempuran di Nigeria. ''Skill akan menaklukkan Joshua, bukan kemampuan," kata Ajagba yang tidak terkalahkan. "Saya serta Joshua saling berkekuatan. Tetapi ketrampilan mengatur kemampuan.''


Jamel Herring versus Jonathan Oquendo: Pembuktian si Juara Bulu Super WBO

Tentu saja Joshua, peraih medali emas Olimpiade serta juara Kelas Berat 2x, mempunyai ketrampilan yang serupa? "Kurasa tidak," kata Ajagba. "Senjata paling baik Joshua ialah hook kiri serta pukulan kanan. Ia tidak mempunyai jab yang bagus.''


Baca : Italia Tidak berhasil Petik Point Prima di Pertandingan Pertama Nations League 2020/2021


Joshua di inspirasi untuk merampas kembali lagi gelar IBF, WBA, serta WBO dari Andy Ruiz Jr tahun kemarin sesudah lakukan perjalanan ke wilayah kotor Makoko di Nigeria, negara Afrika tempat orang tuanya berasal. "Mereka menjelaskan pada saya: 'Pastikan Anda memperoleh sabuk itu kembali'," kata Joshua pada Sky Sports di saat itu. "Itu benar-benar memberikan inspirasi."


Ia mengharap satu hari dapat mengikuti Muhammad Ali dengan berperang di Afrika tapi dengan cara logistik susah walau ketertarikannya jelas. Ali menaklukkan George Foreman di 'the Rumble in the Jungle' di Zaire di tahun 1974. Timbulnya lawan seperti Ajagba cuma dapat memberikan keuntungan mimpi Joshua.


"Betul-betul di hari esok," kata Ajagba mengenai hadapi Joshua di tanah Afrika. "Itu akan prima. Dua prajurit Nigeria bertanding dalam persaingan perebutan gelar."


Melihat informasi grafis: Berguna buat Badan, Ini 5 Makanan Tinggi Vitamin B


Potensial kelas berat dipastikan oleh kemampuan mereka tapi Ajagba, lebih dari umumnya, mengukir rekam jejak untuk bola penghancur. Ia tidak terkalahkan dalam 13 laga serta salah satu musuh yang dapat tempuh jarak itu ialah Ali Eren Demirezen.


Pertempuran itu ialah ujian paling sulit Ajagba selama ini - Demirezen mempunyai rekor yang lebih bagus, tidak terkalahkan dalam 10 laga, sebelum mereka berjumpa. Anehnya, ia memperkecil kemampuan knockoutnya dengan bersikukuh jika itu tidak spesial. "Kurasa tidak. Ini bukanlah mengenai saya," tuturnya. "Ini mengenai langkah saya lakukan pukulan serta bagaimana musuh saya merasakan.''


"Ini bukanlah mengenai kemampuan. Kemampuan datang dari langkah Anda lakukan pukulan, serta langkah Anda datangkan pukulan. Gerakkan kaki Anda ke pukulan, di situlah letak kemampuan."


Ajagba ialah putra bungsu dari seorang petinju yang awalannya memperkecil hatinya untuk ikuti jalan yang serupa. Tetapi permasalahan jadi begitu gampang diketemukan buat Ajagba yang muda serta penuh semangat. Dengan rekor 13 menang tanpa ada kalah (11 KO), Ajagba siap mengguncangkan Joshua serta tinju Kelas Berat dunia. "Saya mendapatkan tinju di Nigeria. Saya akan bertanding di jalanan serta saya tetap menang," tuturnya. "Jadi saya mulai bertinju.''


"Pertempuran di jalanan tidak sama dengan tinju. Saya berkekuatan alami. Saya tidak menantang petinju, saya akan menantang binaragawan. Saya bukan petinju, ia bukan petinju. Jadi saya memukul mereka, mereka jatuh. Tinju tidak sama sebab beberapa petarung berlatih tiap hari untuk masuk ring. " Awalannya ia tidak nikmati disiplin yang mengikuti tinju.''


"Tidak, tidak selekasnya. Saya harus menyempatkan diri serta pikirkannya.Waktu saya mulai bertinju, mereka mengajarkan saya fundamen - langkah gerakkan kaki saya, langkah melempar gabungan."


Ia ialah salah satu perwakilan tinju Nigeria di Olimpiade 2016 serta didepak oleh Ivan Dychko dari Kazakhstan, yang saat ini 9-0 untuk pemain karieronal tapi tidak ada kericuhan yang menempel pada kebangkitan Ajagba. Ia dibina di Olimpiade serta dibawa ke Houston, Texas, satu kota dengan populasi imigran Nigeria yang besar untuk mendasarkan karier karieronalnya.


Apa ini peralihan yang susah? "Tidak . Lingkungannya benar-benar tidak sama. Saya lihat kehidupan yang lain saat saya tiba ke Amerika, komune yang lain.''

Postingan populer dari blog ini

the supermarket has become much more common

Protests planned in Madrid against amnesty for Catalan secessionists

Currently, the example goes to its own brand-brand new house in NASA's Johnson Area Facility in Houston,